Terdapat 2 titik mural pada kegiatan ini. Pertama terletak di pedestrian trotoar Cikini Raya, dan kedua ditembok jalan Kalipasir belakang Institut Kesenian Jakarta. Jadi tidak hanya pedestrian yang dimural, hampir 40 tembok, baik tembok di kampus IKJ maupun tembok rumah penduduk juga akan dimural oleh sekitar 200-an pelukis mural. Penulis mendapat kepercayaan dari pihak Fakultas Seni Rupa IKJ sebagai ketua tim desain mural yang membuat desain mural yang akan diterapkan ditembok.
Mural ditrotoar pedestrian Cikini |
Tim desain penulis mengurus titik mural yang kedua yang berada di sepanjang jalan Kalipasir belakang Institut Kesenian Jakarta. Mulai dari tembok kampus, sekolah, rumah, hingga ke tembok jalan. Konsep dari mural di daerah pedestrian adalah pemainan tradisional dan ornamen khas dari Indonesia dan Korea. Di daerah berlakang mural cenderung bebas tanpa terpaku dalam satu tema.
Proses pembuatan desain cukup melelahkan dan dikejar oleh waktu. Setelah berbagai tahap pemilihan desain melalui proses kurasi oleh para kurator dari Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, dilanjutkan dengan proses pembuatan mural di 2 titik oleh para mahasiswa, dosen IKJ bersama seniman mural selama dua hari. Mural kerjasama Indonesia - Korea ini diresmikan pada tanggal 14 Desember 2015 lalu.
Mural di salah satu tembok belakang IKJ |
Mural-mural di pedestrian Cikini seolah juga memberi pesan kepada publik, bahwa sudah saatnya trotoar dan daerah tempat tinggal (ruang publik) bisa diperindah dan menjadi lebih berseni, tidak lagi terlihat seperti daerah kumuh yang kusam sehingga bisa enak dilihat dan bisa lebih dinikmati pemandangannya.
Salah satu mural yang diambil dari ilustrasi TA penulis |